Minggu, 01 Maret 2015

Kayu


BAB III
PEMBAHASAN

2.1.Teori  Umum Tentang Kayu
Kayu ataupun pohon dikategorikan atu diklasifikasikan kedalam dua jenis  yaitu : kayu keras (hard wood) dan kayu lunak (soft wood). Secara botanis, pohon   dari kayu- keras berbeda dengan pohon  dari kayu lunak. Keduanya termasuk didalam  divisi spermatophyta yang berarti tumbuh-tumbuhan berbiji. Daun jarum mencirikan  kayu-lunak, pohon-pohon seperti itu umunya dikenal sebagai pohon yang selalu hijau  karena memang selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan hanya sebagian sebagian  saja dari daunnya yang tanggal. Kebanyakan kayu-lunak mempunyai buah bersisik  yang berbentuk seperti kerucut. Sedangkan kayu-keras dicirikan dengan kayu daun ini  dikarenakan kayu-keras mempunyai daun yang lumayan lebar dan tidak seperti daun
jarum contohnya adalah eucalyptus.
Pohon daun lebar;
1.  Umumnya berbentuk daun lebar
2.  Tajuk besar dan membundar
3.  Menggugurkan daun
4.  Pertumbuhan lambat
5.  Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol
6.  Umumnya memiliki kayu yang lebih keras
Pohon daun jarum:
 1.  Umumnya bentuk daun seperti jarum
2.  Tajuk berbentuk kerucut
3.  Umunya  tidak menggugurkan  daun kecuali beberapa jenis pohon saja
4.  Pertumbuhan sangat cepat dan lurus ke atas
5.  Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan 
Kayu daun lebbar mempunyai sruktur yang lebih lengkap, dari pada kayu daun jarum, memiliki pori-pori ( sel-sel pembuluh). Sedangkan daun kayu jarum tidak memiliki pori-pori melainkan sel trakeida yaitu sel yang berbentuk panjang dengan ujung-ujung  yang yan g kecil sampai meruncing. sel-sel itu merupakan jaringan dasar kayu jarum dan merupakan bagian yang  terbesar dari volume kayu. Contohnya kayu pinus, agathis,jumuju. (Dumanauw, J.F, 1982)

2.2. Sifat-Sifat Kayu
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat-sifat yang berbeda- beda. Bahkan kayu ber asal dari satu pohon  memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan dengan bagian ujung dan pangkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui terlebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lain yang bersangkutan dengan sifat-sifat anomi kayu, sifat-sifat fisik , sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya. Disamping sekian banyak sifat-sifat kayu yang  berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu:
a.  Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radikal 
 b.  Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non- karbohidrat).
c.  Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut  tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadaop sumbu vertikal dan horizontal pada batang pohon.
d.  Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau dapat bertambah kelembapannya akibat perubahan kelembapan dan suhu udara disekitarnya. 
e.  Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika keadaan kayu kering . (Dumanauw, J.F, 1982)

Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan mnelintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu  gambaran unsur-unsur kayu yang  tersusun  dalam pola melingkar d engan suatu pusat  ditengah batang serta deretan sel ak yu dengan arah mirip jari-jari roda kepermukaan batang .  sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat itu dan merupak an salah satu  sumbu arah utama yang disebut sumbu longitudinal. Sumbu-sumbu arah utama yang lain dapat dibuat tegak lurus pada dan memotong sumbu longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radian. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat  penting artinya bagi keperluan mengenal sifat-sifat kayu yang khas.
 Yaitu antara lain   sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu. Disamping itu mengenal  kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata lebih besar pada arah sumbu longitudinal dari pada arah-arah yang lain. Demikian pula aliran zat cair lebih cepat dan lebih  mudah pada arah longitudinal dari pada ar ah sumbu radian dan tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu tersbesar terdapat pada arah  tangensial.

2.2.1.Sifat Fisik Kayu
Beberapa hal yan g tergolong dalam sifat fisik kayu adalah: berat jenis, keawetan alami, warna, higroskopik, berat, kekerasan dll.    Berat jenis:   Kayu memiliki berat jenis yang berbeda- beda berkisar antara   minimum 0,20 hinggga BJ 1,28 .  Berat jenis merupakan petunjuk pentingbagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya  rongga sel yang membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara  ber at dari suatu volume kayu tertentu dengan volume air  yang sama pada  suhu standart.  Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tesebut.

Keawetan Alami Kayu:
Tern yata berbeda-beda pula. Yan g dima ksud dengan keawetan alami , adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti: jamur, rayap, bubuk, cacing laut, dan makhluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh  adanya suatu zat didalam  kayu (zzat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tektoquinon, kayu ulin memiliki silica dll. Sehingga jenis-jenis ini  mempunyai cukup  keawetan secara alami. Indonesia membedakan lima kelas keawetan kayu (lihat pada Bab pengawetan kayu). Zat ekstraktif pada kayu mulai terbentuk disaat kayu gubal  berubah  menjadi kayu teras. Oleh karena itu kayu teras pada semua jenis umumnya lebih awet dibandingkan dengan kayu gubalnya. Selain itu kayu gubal sel-selnya masih hidup dan sebagai tempat cadangan bahan makanan serta kayunya lunak, sehingga lebih mudah bagi perusak-perusak kayu untuk menembus dan merusak kayu tersebut.




WARNA KAYU
Ada  beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, ehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna sesuatu jenis kayu dap[ at dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : tempat didalam batang , umur pohon, kelembapan udara. Kayu teras umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih dari pada warna bagian kayu yang ada disebelah luar kayu  teras, yaitu kayu gubal. Kayu yang lebih tua dapat lebih gelap dari kayu pohon yang lebih muda dari jenis yang sama. Kayu yang  kering berbeda pula warnanya dari pada kayu yang basah. Kayu yang lama berada di luar dari lebih gelap, dapat juga lebih pucat dari pada kayu yang lebih segar dan kering udara. pada pengenalan  kayu, warna kayu yang dipakai adalah warna kayu terasnya.  Pada umumnya warna sesuatu jenis kayu  bukanlah warna yang murni, tetapi warna campuran beberapa jenis warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar