BAB III
PEMBAHASAN
2.1.Teori Umum Tentang Kayu
Kayu
ataupun pohon dikategorikan atu diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu : kayu keras (hard wood) dan kayu lunak
(soft wood). Secara botanis, pohon dari kayu- keras berbeda dengan pohon dari kayu lunak. Keduanya termasuk didalam divisi spermatophyta yang berarti
tumbuh-tumbuhan berbiji. Daun jarum mencirikan kayu-lunak, pohon-pohon seperti itu umunya
dikenal sebagai pohon yang selalu hijau karena
memang selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan hanya sebagian sebagian saja dari daunnya yang tanggal. Kebanyakan
kayu-lunak mempunyai buah bersisik yang
berbentuk seperti kerucut. Sedangkan kayu-keras dicirikan dengan kayu daun ini dikarenakan kayu-keras mempunyai daun yang
lumayan lebar dan tidak seperti daun
jarum contohnya adalah
eucalyptus.
Pohon daun lebar;
1. Umumnya berbentuk daun lebar
2. Tajuk besar dan membundar
3. Menggugurkan daun
4. Pertumbuhan lambat
5. Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol
6. Umumnya memiliki kayu yang lebih keras
Pohon daun jarum:
1.
Umumnya bentuk daun seperti jarum
2. Tajuk berbentuk kerucut
3. Umunya
tidak menggugurkan daun kecuali
beberapa jenis pohon saja
4. Pertumbuhan sangat cepat dan lurus ke atas
5. Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan
Kayu
daun lebbar mempunyai sruktur yang lebih lengkap, dari pada kayu daun jarum,
memiliki pori-pori ( sel-sel pembuluh). Sedangkan daun kayu jarum tidak
memiliki pori-pori melainkan sel trakeida yaitu sel yang berbentuk panjang
dengan ujung-ujung yang yan g kecil
sampai meruncing. sel-sel itu merupakan jaringan dasar kayu jarum dan merupakan
bagian yang terbesar dari volume kayu.
Contohnya kayu pinus, agathis,jumuju. (Dumanauw, J.F, 1982)
2.2.
Sifat-Sifat Kayu
Kayu
berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat-sifat yang berbeda- beda.
Bahkan kayu ber asal dari satu pohon
memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan dengan bagian ujung dan
pangkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut
diketahui terlebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,
industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lain yang
bersangkutan dengan sifat-sifat anomi kayu, sifat-sifat fisik , sifat-sifat
mekanik dan sifat-sifat kimianya. Disamping sekian banyak sifat-sifat kayu
yang berbeda satu sama lain, ada
beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu:
a. Semua batang pohon mempunyai pengaturan
vertikal dan sifat simetri radikal
b. Kayu
tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non- karbohidrat).
c. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu
memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial
dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam
dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadaop sumbu
vertikal dan horizontal pada batang pohon.
d. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat
higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau dapat bertambah kelembapannya akibat
perubahan kelembapan dan suhu udara disekitarnya.
e. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak
kayu, dapat juga terbakar, terutama jika keadaan kayu kering . (Dumanauw, J.F,
1982)
Bila
sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan mnelintang itu
dihaluskan, maka akan tampak suatu
gambaran unsur-unsur kayu yang
tersusun dalam pola melingkar d
engan suatu pusat ditengah batang serta
deretan sel ak yu dengan arah mirip jari-jari roda kepermukaan batang . sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat
itu dan merupak an salah satu sumbu arah
utama yang disebut sumbu longitudinal. Sumbu-sumbu arah utama yang lain dapat
dibuat tegak lurus pada dan memotong sumbu longitudinal; sumbu ini disebut
sumbu arah radian. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi
tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga
sumbu arah utama ini sangat penting
artinya bagi keperluan mengenal sifat-sifat kayu yang khas.
Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah disebut,
perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam
kayu. Disamping itu mengenal kekuatan
kayu yang menahan beban, ternyata lebih besar pada arah sumbu longitudinal dari
pada arah-arah yang lain. Demikian pula aliran zat cair lebih cepat dan
lebih mudah pada arah longitudinal dari
pada ar ah sumbu radian dan tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu tersbesar
terdapat pada arah tangensial.
2.2.1.Sifat
Fisik Kayu
Beberapa
hal yan g tergolong dalam sifat fisik kayu adalah: berat jenis, keawetan alami,
warna, higroskopik, berat, kekerasan dll.
Berat jenis: Kayu memiliki berat
jenis yang berbeda- beda berkisar antara
minimum 0,20 hinggga BJ 1,28 .
Berat jenis merupakan petunjuk pentingbagi aneka sifat kayu. Makin berat
kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu,
akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal
dinding sel, kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara ber at dari suatu volume kayu tertentu dengan
volume air yang sama pada suhu standart. Umumnya berat jenis kayu ditentukan
berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada
posisi kadar air tesebut.
Keawetan
Alami Kayu:
Tern
yata berbeda-beda pula. Yan g dima ksud dengan keawetan alami , adalah
ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti: jamur, rayap, bubuk, cacing laut, dan makhluk lainnya yang diukur
dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zzat ekstraktif) yang merupakan
sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak
sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati
memiliki tektoquinon, kayu ulin memiliki silica dll. Sehingga jenis-jenis
ini mempunyai cukup keawetan secara alami. Indonesia membedakan
lima kelas keawetan kayu (lihat pada Bab pengawetan kayu). Zat ekstraktif pada
kayu mulai terbentuk disaat kayu gubal
berubah menjadi kayu teras. Oleh
karena itu kayu teras pada semua jenis umumnya lebih awet dibandingkan dengan
kayu gubalnya. Selain itu kayu gubal sel-selnya masih hidup dan sebagai tempat
cadangan bahan makanan serta kayunya lunak, sehingga lebih mudah bagi
perusak-perusak kayu untuk menembus dan merusak kayu tersebut.
WARNA
KAYU
Ada beraneka macam, antara lain warna kuning,
keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, ehitam-hitaman, kemerah-merahan dan
lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda. Warna sesuatu jenis kayu dap[ at dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
: tempat didalam batang , umur pohon, kelembapan udara. Kayu teras umumnya
memiliki warna yang lebih jelas atau lebih dari pada warna bagian kayu yang ada
disebelah luar kayu teras, yaitu kayu
gubal. Kayu yang lebih tua dapat lebih gelap dari kayu pohon yang lebih muda
dari jenis yang sama. Kayu yang kering
berbeda pula warnanya dari pada kayu yang basah. Kayu yang lama berada di luar
dari lebih gelap, dapat juga lebih pucat dari pada kayu yang lebih segar dan
kering udara. pada pengenalan kayu, warna
kayu yang dipakai adalah warna kayu terasnya.
Pada umumnya warna sesuatu jenis kayu
bukanlah warna yang murni, tetapi warna campuran beberapa jenis warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar